Pixabay.com

Dalam agama Islam, musibah adalah salah satu bentuk ujian kemampuan untuk manusia atau umatnya yang datangnya dari Allah SWT. Tentu saja di seitan musibah yang menimpa umatnya memang sudah pasti akan memiliki makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Untuk hikmah itulah yang seharusnya patut untuk kita syukuri dan tafakuri agar kehidupan kita selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi. Musibah datang dengan tiba-tiba tanpa adanya tanda-tanda. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum melakukan aktivitas harus berdoa terlebih dahulu. Tidak hanya sebelum melakukan sesuatu, ketika terkena musibah apapun juga harus mengucapkan doa.

Penulisan Innalillahiwainailaihirojiun Tulisan Arab

Pixabay.com

Salah satunya adalah doa ketika sedang terkena musibah juga dianjurkan untuk mengucap doa seperti Innalillahiwainailaihirojiun. Pengucapan doa Innalillahiwainailaihirojiun ini merupakan potongan yang ada pada ayat Al-Qur’an yaitu dalam surat Al-Baqarah ayat 156. Innalillahiwainailaihiraajiun atau pelafalan yang benar adalah Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un memiliki arti yaitu “sesungguhnya kami (semua yang ada di dunia ini) milik Allah dan kepada Allah juga kami akan kembali.” Bacaan Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un ini disebut dengan bacaan yang diberi nama “istirja” atau “tarji”. Untuk istirja yaitu frase umat Islam ketika seseorang sedang tertimpa musibah, serta bisa juga diucapkan ketika sesudah mendengar atau menerima kabar duka.

Sebagai umat Islam kita harusnya memang meyakini bahwa Allah SWT yang memberikan segalanya serta Allah pula yang akan mengambilnya kembali. Hal ini merupakan sebuah ujian yang didapat oleh seluruh umat manusia di dunia. Oleh sebab itu, sebagai umat Islam yang taat dan sudah menyerahkan diri pada Allah SWT jangan lupa untuk selalu bersyukur segala sesuatu yang sudah dimiliki dan diterima. Ketika menimpa musibah atau menerima sebuah cobaan dianjurkan untuk mengucapkan dan membaca tulisan arab yaitu innalillahi. Kemudian ketika ummat Islam yang sedang ditimpa musibah atau cobaan namun terus bersabar dan mengucapkan sebuah kalimat istirja, maka Allah SWT akan memberikan pahala baginya.

Apabila Anda hafal dalam membaca surat Al-baqarah, coba maknai terlebih dahulu pada ayat ke 156. Pada ayat tersebut adapun potongan ayat dengan berbunyi Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un. Itulah ayat yang dijadikan sebuah pedoman untuk umat Islam tentang anjuran dalam mengucapkan kalimat tarji ketika sedang mendapatkan musibah atau cobaan. Adapun beberapa arti Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un di dalam hadits yang memberi perintah pada umatnya untuk mengucapkan tarji ketika sedang tertimpa musibah. Berikut ini adapun beberapa bentuk-bentuk musibah yang berkaitan dengan kalimat tarji Innalillahiwainnailaihiraajiun. Sebenarnya ketika Anda sedang bergerak ataupun sedang diam sudah termasuk bentuk ujian.

Ketika Anda bergerak, maka itu bisa dikatakan Anda sedang menjemput sebuah ujian. Sehingga manusia tipe seperti ini pada umumnya akan menganggap bahwasanya semua ujian atau cobaan atau musibah yang datang dari Allah SWT sudah pasti mendapat jatahnya untuk masing-masing orang. selain itu, anggapan lainnya dari manusia yang bergerak untuk menjemput ujiannya ini pun akan menganggap bahwa musibah atau ujian ini adalah sebuah teguran atau pelecut untuk orang tersebut supaya lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Adanya ujian berarti harus selalu menyadari bahwa hidup memang penuh perjuangan dan usaha dalam melewati tantangan tersebut. Umur bukanlah sebuah alasan untuk menyerah, karena kita sebagai manusia harus tetap menjalani kehidupan dengan menumbuhkan berbagai kebaikan serta menjalankan syariat-syariat Islam sampai pada akhir hayat nanti.

Pixabay.com

Kemudian ada pula dengan tipe manusia yang diam adalah tipe yang akan menganggap bahwa sebuah musibah atau ujian tidak akan datang menghampiri ketika sedang diam. Padahal dimanapun berada, ujian akan tetap menghampiri orang tersebut meskipun sedang dalam keadaan diam. Tipe orang yang lebih memilih untuk tidak bergerak atau diam adalah cerminan dari manusia yang tidak berani untuk mengambil keputusan dengan tegas. Justru dengan berdiam diri, tidak akan mendapatkan apa-apa. Dengan diam orang akan tetap dalam posisi tertentu, begitu pula dengan keimanannya pada Allah SWT tidak akan bertambah atau tetap begitu saja.

Jadi, pada intinya ujian atau musibah sudah pasti tidak bisa dihindari oleh umat manusia. Kita hanya perlu menerimanya dnegan ikhlas bersabar dan mengambil hikmah dibalik semua ujian tersebut. Oleh sebab itu, lebih baik untuk terus bergerak sampai kita menemukan kebenarannya. Bagaimana kaitannya dengan musibah? Kaitannya adalah sudah pasti  ada pada takdir setiap manusia. Mulai dari adanya musibah kecil (sugro) maupun musibah besar (kubro), semua sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Adapun beberapa contoh musibah yang harus kita yakini yaitu sebagai berikut.

Musibah Kecil (Sugro)

Musibah atau ujian yang diberikan kepada seseorang dari hal-hal yang kecil seperti terpeleset, kehilangan barang yang disayang, lupa menaruh barang, dan hal kecil lainnya yang perlu diyakini bahwa itu sebuah ujian. Jika Anda menimpah musibah kecil tetaplah mengucap kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un.

Musibah Besar (Kubro)

Musibah atau ujian yang diberikan kepada seseorang dari hal-hal tertentu yang menakutkan. Contoh musibah besar bagi manusia yaitu meninggal dunia atau wafatnya orang terdekat dan bencana alam. Sebenarnya musibah besar yang sesungguhnya adalah sebuah kiamat, namun bagi manusia biasa pastinya musibah tersebut sudah termasuk golongan musibah besar. Ketika mengalami musibah ini umat Islam dianjurkan mengucap Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un.

Jadi, meskipun banyak macam bentuk ujian dan musibah yang datang, percayalah bahwa semua hal yang terjadi itu adalah sebuah bentuk kasih sayang yang Allah SWT berikan kepada umatnya. Jika Anda ingin secara rinci mempelajari bahasa arab dengan baik dan benar, Anda perlu melakukan kursus bahasa arab supaya lebih memahami bacaan serta arti dari kata-kata yang lainnya.

By Raju